Cara Melihat Harga Saham yang Berpotensi Memberikan Profit

Investasi saham kini semakin populer di kalangan masyarakat luas, terutama generasi muda yang ingin mencapai kebebasan finansial. Namun, di tengah ribuan saham yang tersedia di bursa, tidak mudah menemukan saham yang benar-benar berpotensi memberikan profit. Artikel ini akan membahas beberapa cara dan indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis harga saham agar investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan menguntungkan.

1. Analisis Fundamental: Pondasi Awal Menilai Saham

Analisis fundamental adalah metode utama dalam menilai apakah sebuah saham undervalued (terlalu murah) atau overvalued (terlalu mahal) dibandingkan nilai intrinsiknya. Berikut beberapa indikator yang bisa diperhatikan:

a. Laba Bersih dan Pertumbuhan

Periksa laporan keuangan emiten. Saham yang sehat biasanya memiliki laba bersih yang tumbuh secara konsisten. Laba bersih yang meningkat menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yang baik, yang biasanya berujung pada peningkatan harga saham.

b. Rasio Price to Earnings (P/E)

Rasio ini membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham (EPS). Semakin rendah P/E dibandingkan dengan rata-rata sektornya, semakin menarik saham tersebut untuk dibeli—dengan catatan perusahaannya sehat.

c. Return on Equity (ROE)

ROE menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan modalnya untuk menghasilkan keuntungan. ROE yang tinggi dan stabil menandakan efisiensi dan potensi profit yang baik.

d. Dividen

Perusahaan yang rutin membagikan dividen menandakan arus kas yang sehat dan komitmen terhadap pemegang saham. Saham dividen juga cenderung lebih stabil dalam jangka panjang.

2. Analisis Teknikal: Melihat Pola Harga Saham

Analisis teknikal berfokus pada pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Meskipun tidak melihat aspek fundamental, pendekatan ini sangat berguna untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.

a. Support dan Resistance

Support adalah level harga terendah yang cenderung menahan penurunan harga saham. Sebaliknya, resistance adalah level tertinggi yang biasanya menahan kenaikan. Jika harga saham berhasil menembus resistance, ini bisa menjadi sinyal kuat untuk pembelian.

b. Moving Average

Rata-rata bergerak (MA) menunjukkan tren jangka pendek atau jangka panjang dari harga saham. Jika MA jangka pendek (misalnya MA 20 hari) memotong ke atas MA jangka panjang (misalnya MA 50 hari), itu disebut “golden cross”, yang biasanya menandakan sinyal beli.

c. Volume Perdagangan

Lonjakan volume saat harga naik bisa menjadi indikasi bahwa kenaikan tersebut didukung oleh kekuatan pasar. Sebaliknya, jika harga naik tanpa volume yang signifikan, maka kemungkinan besar itu hanya pantulan sementara.

3. Perhatikan Sentimen Pasar

Sentimen pasar adalah persepsi kolektif investor terhadap prospek ekonomi, sektor industri, atau saham tertentu. Berita baik, seperti laporan laba positif, peluncuran produk baru, atau perubahan regulasi yang menguntungkan, bisa memicu kenaikan harga saham.

Namun, penting juga untuk menghindari euforia pasar. Saat banyak orang membeli saham hanya karena “ikut-ikutan”, harga bisa melonjak tanpa dasar yang kuat. Ini sering kali diikuti oleh penurunan tajam atau koreksi.

4. Gunakan Tools dan Aplikasi Pendukung

Banyak aplikasi dan platform trading kini menyediakan data lengkap mengenai harga saham, grafik teknikal, laporan keuangan, dan berita terkini. Beberapa aplikasi populer di Indonesia antara lain Ajaib, Bibit, Stockbit, RTI Business, dan MOST dari Mandiri Sekuritas. Manfaatkan fitur-fitur ini untuk riset sebelum membeli saham.

5. Manajemen Risiko dan Disiplin

Meskipun saham tertentu terlihat menjanjikan, tidak semua investasi akan selalu menghasilkan profit. Maka dari itu, penting untuk menetapkan batas kerugian (cut loss) dan target profit. Diversifikasi portofolio juga penting agar risiko bisa tersebar dan tidak terpusat pada satu saham saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *