Zaman dulu, orang harus membuka toko fisik, menyewa tempat, dan menunggu pelanggan datang.
Sekarang, cukup dengan smartphone dan koneksi internet, siapa pun bisa membuka toko di marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, atau TikTok Shop.
Namun, banyak orang berpikir bahwa jualan di marketplace itu semudah “upload produk dan tunggu laku”.
Padahal kenyataannya, marketplace adalah ** medan perang digital**, tempat ribuan penjual berlomba-lomba menarik perhatian pembeli dalam waktu kurang dari 3 detik.
Maka sebelum kamu memulai jualan di marketplace, kamu perlu menyiapkan lebih dari sekadar stok barang.
Kamu perlu menyiapkan mental, sistem, strategi, dan identitas digital yang kuat.
Mari kita bahas satu per satu secara mendalam.
1. Mental dan Komitmen: Pondasi Tak Terlihat Tapi Paling Kuat
Langkah pertama yang sering dilupakan adalah menyiapkan mental.
Kenapa? Karena di marketplace, kamu tidak hanya bersaing dengan tetangga sebelah, tapi dengan ribuan toko dari seluruh Indonesia — bahkan luar negeri.
Kamu harus siap menghadapi:
-
Persaingan harga yang sangat ketat,
-
Pembeli yang membandingkan produk dalam hitungan detik,
-
Komplain dan rating buruk meski sudah berusaha maksimal.
Banyak penjual berhenti di minggu pertama karena barang tidak laku.
Padahal, setiap toko besar di marketplace dulu juga berawal dari nol pesanan.
Yang membedakan hanya ketekunan dan strategi.
Jadi sebelum kamu menyiapkan produk, siapkan dulu mental seperti pengusaha:
-
Sabar membangun reputasi,
-
Disiplin dalam menjawab chat dan mengirim pesanan,
-
Tidak mudah menyerah ketika penjualan sepi.
Marketplace bukan tempat mencari keberuntungan, tapi tempat mengasah kesabaran dan kejelian membaca peluang.
2. Menentukan Produk: Bukan Sekadar Barang, Tapi Solusi
Banyak orang gagal di marketplace karena menjual produk “ikut-ikutan tren.”
Padahal, kunci sukses bukan di apa yang dijual, tapi di masalah apa yang diselesaikan oleh produkmu.
Contoh:
-
Menjual sabun muka itu biasa. Tapi menjual sabun muka khusus kulit sensitif dengan bahan alami — itu solusi.
-
Menjual bantal itu umum. Tapi menjual bantal ergonomis untuk pekerja kantoran — itu nilai lebih.
Sebelum menjual, tanya pada dirimu:
“Masalah apa yang ingin diselesaikan oleh produkku?”
Jika kamu bisa menjawab itu dengan jelas, kamu sudah selangkah lebih maju dibanding ribuan penjual lain yang hanya mengandalkan harga murah.
Selain itu, riset juga demand (permintaan pasar) dengan melihat:
-
Produk terlaris di kategori yang kamu minati,
-
Komentar pembeli untuk mengetahui kekurangan produk pesaing,
-
Tren di media sosial (TikTok, Instagram, YouTube Shorts).
Dari situ, kamu bisa menentukan produk yang punya peluang stabil dan potensi tumbuh jangka panjang.
3. Persiapan Identitas Toko: Branding adalah Segalanya
Marketplace bukan cuma soal jual barang, tapi soal menjual kepercayaan.
Buat toko yang profesional:
-
Nama toko yang mudah diingat dan sesuai kategori (contoh: DapurMudah.id lebih menarik daripada Toko123).
-
Logo sederhana tapi kuat secara visual.
-
Deskripsi toko yang meyakinkan, misalnya:
“Kami menyediakan perlengkapan dapur berkualitas langsung dari pabrik, dengan garansi pengembalian 100% jika barang tidak sesuai.”
Gunakan foto profil, banner, dan warna toko yang konsisten.
Pembeli lebih percaya pada toko yang terlihat serius dan punya identitas visual yang rapi.
Ingat, branding bukan hanya untuk toko besar.
Branding adalah cara kamu menunjukkan bahwa kamu peduli pada pelanggan dan serius membangun bisnis ini.
4. Foto dan Deskripsi Produk: Jantungnya Penjualan Online
Orang membeli dengan mata dan perasaan, bukan hanya logika.
Maka, sebelum kamu berjualan, pastikan kamu menyiapkan foto produk yang menarik dan deskripsi yang menggugah.
Foto Produk Ideal:
-
Gunakan pencahayaan alami (dekat jendela) agar warna produk terlihat nyata.
-
Ambil dari berbagai sudut.
-
Tambahkan foto gaya hidup (lifestyle), misalnya produk saat digunakan.
-
Pastikan latar belakang bersih, sederhana, dan konsisten.
Deskripsi Produk:
Tulis dengan bahasa manusia, bukan robot.
Gunakan pola: Masalah → Solusi → Keunggulan → Ajak Beli.
Contoh:
“Sering sakit punggung karena duduk terlalu lama? Kursi ergonomis kami dirancang khusus untuk menopang tulang belakang agar tetap nyaman. Dilengkapi bantalan empuk dan bahan breathable, cocok untuk kerja seharian di rumah!”
Deskripsi yang hidup akan jauh lebih efektif daripada sekadar menulis “kursi kerja empuk warna hitam”.
5. Strategi Harga: Jangan Asal Murah
Banyak penjual pemula berpikir bahwa satu-satunya cara menarik pembeli adalah menjual dengan harga paling murah.
Padahal, strategi itu berbahaya.
Harga yang terlalu murah bisa menurunkan persepsi kualitas produkmu.
Selain itu, margin keuntungan jadi terlalu kecil untuk berkembang.
Gunakan strategi harga yang lebih cerdas:
-
Harga bertingkat: buat paket 1 pcs, 3 pcs, dan 5 pcs agar pembeli memilih yang lebih banyak.
-
Bundling produk: gabungkan dua produk pelengkap dalam satu paket (misal: sabun + spons, gelas + sedotan).
-
Harga psikologis: Rp49.000 terasa lebih “murah” dibanding Rp50.000.
Dan yang paling penting, nilai tambah pelayananmu harus sepadan dengan harga.
6. Optimasi dan Review: Rahasia Naik ke Puncak Pencarian
Di marketplace, algoritma menentukan siapa yang muncul di halaman pertama.
Agar produkmu mudah ditemukan:
-
Gunakan judul produk yang jelas dan mengandung kata kunci.
Contoh: “Tas Ransel Laptop Pria Anti Air 15 Inch – Muat Laptop dan Charger” -
Tambahkan tag dan kategori yang tepat.
-
Dorong pembeli awal untuk memberikan ulasan positif (dengan sopan).
Ulasan adalah “emas digital” di marketplace.
Satu review bintang 5 bisa menarik 10 calon pembeli baru.
7. Manajemen dan Layanan Pelanggan
Konsistensi dalam layanan adalah pembeda terbesar antara toko sukses dan toko yang tenggelam.
Pastikan kamu:
-
Menjawab chat cepat dan sopan,
-
Memproses pesanan secepat mungkin,
-
Menyertakan kartu ucapan atau bonus kecil untuk meningkatkan loyalitas.
Ingat, pembeli di marketplace bukan hanya mencari harga murah — mereka mencari rasa aman dan pengalaman menyenangkan.
8. Penutup: Marketplace Adalah Dunia Peluang, Bukan Sekadar Tempat Jualan
Sebelum jualan di marketplace, siapkan dirimu seperti prajurit yang akan masuk medan perang:
kuat mental, siap strategi, dan tahu medan yang akan dihadapi.
Jangan terburu-buru ingin laku banyak.
Fokuslah membangun reputasi, konsistensi, dan identitas toko.
Karena di dunia marketplace, bukan toko pertama yang laku paling cepat yang menang —
melainkan toko yang paling konsisten, paling dipercaya, dan paling memahami pelanggannya.
Mulailah dari sekarang.
Siapkan pondasi, bukan hanya produk.
Karena ketika semua sudah siap, marketplace bukan lagi sekadar tempat jualan,
melainkan panggung besar di mana bisnismu bisa tumbuh tanpa batas.