Badminton bukan sekadar olahraga di Indonesia — ia sudah menjadi bagian dari identitas bangsa. Dari kampung hingga kota besar, raket dan shuttlecock selalu punya tempat di hati masyarakat. Tak hanya dimainkan untuk rekreasi, badminton juga sudah menjadi gaya hidup sehat dan sosial di kalangan muda maupun pekerja kantoran.
Karena itu, bisnis lapangan badminton bukan hanya usaha musiman. Ia adalah peluang jangka panjang yang bisa terus berkembang selama orang Indonesia masih mencintai bulutangkis — dan selama gaya hidup aktif masih menjadi tren.
Namun, membuka lapangan badminton bukan sekadar membangun gedung dan menyewakan per jam. Tantangan dan peluangnya jauh lebih dalam. Bisnis ini kini berkembang menjadi pusat aktivitas komunitas, olahraga, dan rekreasi keluarga.
1. Badminton: Olahraga yang Selalu Hidup di Indonesia
Tidak semua olahraga bisa bertahan lintas generasi, tapi badminton bisa.
Alasannya sederhana — murah, mudah, dan menyenangkan.
Siapa pun bisa bermain, dari anak-anak hingga orang tua, bahkan tanpa kemampuan profesional.
Selain itu, badminton juga punya nilai sosial yang tinggi:
-
Bisa dimainkan di mana saja (lapangan kampung, aula, hingga gedung olahraga).
-
Cocok dimainkan 2–4 orang.
-
Bisa jadi sarana olahraga sekaligus ajang silaturahmi.
Di kota besar, banyak komunitas pekerja kantoran yang rutin menyewa lapangan malam hari. Sementara di daerah, masyarakat menjadikan badminton sebagai hiburan utama.
Inilah yang membuat permintaan terhadap lapangan badminton terus stabil bahkan saat ekonomi melambat.
2. Mengapa Bisnis Lapangan Badminton Masih Menarik di 2025
Mungkin banyak yang mengira bisnis ini sudah jenuh. Tapi faktanya, permintaan terus meningkat — terutama di kota yang minim fasilitas olahraga indoor.
Ada beberapa alasan kenapa bisnis lapangan badminton masih sangat potensial:
-
Cuaca tidak jadi masalah. Karena lapangan indoor, pemain bisa tetap bermain meski hujan.
-
Target pasar luas. Dari pelajar, mahasiswa, hingga pekerja.
-
Durasi permainan singkat tapi intens. Banyak pemain main 1–2 jam, artinya rotasi penyewa cepat.
-
Komunitas loyal. Biasanya pemain datang rutin di jam yang sama setiap minggu.
-
Dapat dikombinasikan dengan bisnis lain. Misalnya kafe kecil, toko raket, atau kelas pelatihan anak.
Dengan perencanaan yang baik, bisnis ini bisa jadi sumber pendapatan pasif yang stabil, sambil membangun komunitas olahraga yang kuat.
3. Modal Awal dan Estimasi Biaya
Membangun lapangan badminton butuh modal, tapi skalanya fleksibel — bisa disesuaikan dengan lokasi dan target pasar.
Berikut gambaran kasarnya:
| Komponen | Estimasi Biaya |
|---|---|
| Sewa / beli lahan (20x40m) | Rp 200–600 juta |
| Konstruksi bangunan (atap baja ringan, dinding, lantai) | Rp 300–500 juta |
| Lantai sintetis / vinyl / kayu | Rp 100–300 juta per lapangan |
| Penerangan LED & listrik | Rp 40–80 juta |
| Peralatan (net, tiang, kursi wasit, dll) | Rp 20–50 juta |
| Ruang ganti, toilet, dan area tunggu | Rp 50–100 juta |
| Fasilitas tambahan (kantin, toko kecil) | Rp 50–150 juta |
💡 Total kisaran modal: Rp 700 juta – Rp 1,5 miliar untuk 2 lapangan standar.
Jika kamu punya lahan sendiri, modal bisa ditekan hingga 40%.
4. Potensi Pendapatan dan Balik Modal
Sewa lapangan badminton umumnya berkisar Rp 60.000 – Rp 150.000 per jam, tergantung fasilitas dan lokasi.
Misalnya kamu punya 2 lapangan dengan tarif Rp 100.000/jam, dan tiap lapangan disewa 8 jam per hari:
2 lapangan × 8 jam × Rp 100.000 = Rp 1.600.000/hari
Dalam sebulan (30 hari) = Rp 48 juta
Dikurangi biaya operasional (listrik, pegawai, perawatan) sekitar Rp 15 juta/bulan, maka keuntungan bersih sekitar Rp 30 juta per bulan.
Dengan manajemen yang efisien dan tambahan bisnis pendukung, modal bisa kembali dalam 2–3 tahun.
5. Lokasi Adalah Segalanya
Lokasi strategis akan menentukan tingkat keterisian lapangan.
Idealnya, lokasi lapangan badminton:
-
Dekat perumahan padat, kampus, atau perkantoran.
-
Akses jalan mudah, bisa dijangkau motor/mobil.
-
Tidak berisik atau mengganggu lingkungan sekitar.
-
Memiliki lahan parkir cukup luas.
Lokasi bukan hanya soal ramai, tapi juga nyaman dan aman, terutama jika lapangan beroperasi malam hari.
6. Fasilitas Modern: Bukan Sekadar Lapangan
Jika ingin menonjol di tengah persaingan, jangan hanya fokus pada lapangan.
Pemain zaman sekarang mencari pengalaman yang nyaman dan profesional.
Beberapa fasilitas yang bisa kamu tambahkan:
-
Sistem booking online. Pemain bisa pesan jadwal lewat website atau aplikasi.
-
Pembayaran cashless. Gunakan QRIS, GoPay, atau Dana.
-
Kantin dan area istirahat. Tempat nongkrong santai setelah main.
-
Lighting yang terang tapi tidak silau. Gunakan lampu LED berstandar olahraga.
-
AC atau ventilasi baik. Karena lapangan sering digunakan malam hari.
-
Free WiFi & charging spot. Bonus kecil tapi meningkatkan kepuasan pemain.
Lapangan dengan fasilitas modern akan cepat viral dan disukai komunitas.
7. Strategi Promosi yang Efektif
Promosi bukan hanya soal pasang banner. Kunci sukses lapangan badminton adalah membangun komunitas yang loyal.
Beberapa strategi yang terbukti efektif:
-
Buat turnamen rutin. Misalnya “Turnamen Ganda Sabtu Ceria” atau “Open Cup Antar Komunitas”.
-
Kolaborasi dengan brand olahraga. Misalnya sponsor dari merek raket atau minuman isotonik.
-
Sediakan membership. Pemain tetap dapat harga spesial atau jadwal prioritas.
-
Manfaatkan media sosial. Buat konten highlight pertandingan, testimoni pemain, hingga vlog latihan.
-
Dukung pelatihan anak dan remaja. Bisa membuka kelas badminton dengan pelatih profesional.
Dengan strategi komunitas, kamu tidak perlu promosi besar-besaran — pemain akan datang dengan sendirinya melalui word of mouth.
8. Tantangan Bisnis Lapangan Badminton
Seperti bisnis lain, ada risiko dan tantangan yang harus diantisipasi:
-
Biaya listrik tinggi. Karena penggunaan lampu dan kipas/AC cukup lama.
-
Perawatan lantai dan atap. Harus rutin agar tidak licin dan bocor.
-
Jam ramai terbatas. Biasanya sore–malam, perlu strategi agar tetap ramai di siang hari.
-
Persaingan tarif. Banyak lapangan baru yang banting harga.
Solusinya: jangan bersaing di harga, tapi di kenyamanan, pelayanan, dan pengalaman.
Pemain rela membayar lebih untuk lapangan yang bersih, terang, dan teratur.
9. Peluang Pengembangan
Lapangan badminton juga bisa berkembang menjadi pusat olahraga terpadu.
Beberapa ide ekspansi:
-
Tambahkan kafe sehat atau juice bar.
-
Buka toko perlengkapan olahraga kecil.
-
Sediakan kelas latihan dan pelatih pribadi.
-
Kolaborasi dengan influencer olahraga untuk promosi.
-
Sewakan lapangan untuk acara komunitas atau fun match perusahaan.
Bahkan, jika bisnis berkembang, kamu bisa membuka cabang di beberapa kota dengan sistem franchise olahraga lokal.
10. Kesimpulan: Dari Lapangan Jadi Komunitas, dari Hobi Jadi Cuan
Bisnis lapangan badminton bukan hanya soal menyediakan tempat bermain — tapi tentang membangun tempat berkumpulnya semangat, kebersamaan, dan gaya hidup sehat.
Selama masyarakat Indonesia masih mencintai badminton (dan itu tak akan hilang dalam waktu dekat), bisnis ini akan selalu punya napas panjang.
Dengan konsep modern, pelayanan ramah, dan strategi berbasis komunitas, lapanganmu bisa berkembang jadi sport hub yang menguntungkan sekaligus membanggakan.
Badminton bukan cuma permainan cepat di atas lapangan, tapi juga bisnis yang bisa mengantarkanmu menuju masa depan yang stabil — selangkah demi selangkah, satu pukulan demi satu peluang.